PENGUATAN KONSELING SUFISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF-COMPASSION PADA MAHA SANTRI

Abstract

Penelitian ini menggarisbawahi urgensi eksplorasi penggunaan konseling sufistik sebagai metode untuk memperkuat self-compassion pada maha santri di Ma’had Al-Jami’ah UIN Salatiga. Mengadopsi pendekatan kualitatif, data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Konseling sufistik mengakar pada tradisi tasawuf dalam Islam serta memiliki tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam konteks self-compassion, penelitian ini menggunakan teori dari Kristin Neff, yang terdiri dari tiga aspek utama: self kindness, common humanity, dan mindfulness. Hasil pengamatan mencatat langkah-langkah konseling yang diterapkan di Ma’had Al-Jami’ah UIN Salatiga meliputi kegiatan dzikir pagi bersama sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mencapai ketenangan batin, pengajaran teknik meditasi pernafasan, eksplorasi kisah-kisah para sufi, refleksi atas peristiwa hidup secara bersama-sama, serta partisipasi dalam kegiatan sosial di sekitar pesantren Selain itu, hasil pengamatan juga menunjukkan adanya pengajaran konsep-konsep wasatiyah Islam yang diintegrasikan dalam konseling sufistik guna menjaga stabilitas emosional dan mental serta mentoring langsung oleh guru tasawuf untuk memahami dan menerapkan nilai-nilai Islam wasatiyah. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan ketenangan batin, pemahaman yang lebih jelas mengenai tujuan hidup, dan pengembangan langkah-langkah konkret untuk mencapainya setelah mengikuti program konseling sufistik pada maha santri di Ma’had Al-Jami’ah UIN Salatiga. Penelitian masa depan diharapkan dapat memperluas cakupan dengan melibatkan pesantren lainnya atau sampel yang lebih besar untuk menguatkan generalisasi hasil. Selain itu, pendekatan kuantitatif dapat digunakan untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang hubungan antara praktik konseling sufistik dan self-compassion pada maha santri.