Penggunaan Terapi Suportif untuk Membantu Pasien Skizofrenia Paranoid Menjadi Lebih Tenang dan Mampu Berkomunikasi Lebih Baik
Abstrak
Bullying dapat dikatakan sebagai topik yang hampir selalu ada di setiap masa-masa kehidupan. Banyak berita yang menyiarkan mengenai bullying yang dilakukan oleh remaja kepada teman sebayanya. Tindakan penindasan (bullying) tersebut memberikan dampak negatif pada psikis korban penindasan dan bisa membuat korban terkena gangguan jiwa. Seperti yang dialami oleh salah satu pasien RSJ Menur yang bernama AG, dimana didiagnosa skizofrenia paranoid. AG sejak kecil hingga dewasa kerap mendapatkan tindakan tidak menyenangkan (bullying) dari teman-teman sekelasnya. AG memiliki emosi yang tidak stabil, AG kerap mengamuk dan marah kepada keluarga dan orang lain. Selain itu AG juga tidak mampu berkomunikasi dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk membantu AG agar menjadi lebih tenang dan mampu berkomunikasi dengan orang lain. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan menggunakan desain subjek tunggal (single subject design). Intervensi dilakukan dalam 7 hari dan setiap intervensi memiliki dua sesi, yaitu sesi pertama melanjutkan pemberian Tes TAT dan Tes WAIS, yang kemudian dilanjutkan dengan sesi intervensi dengan terapi suportif. Data penelitian yang terkumpul dianalisis secara deskriptif sehingga dapat menggambarkan perubahan perilaku subjek baik sebelum dan setelah mendapatkan intervensi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terapi suportif dapat digunakan untuk membantu pasien yang mengalami skizofrenia paranoid dalam membantu pasien mengkomunikasikan mengenai perasaan serta pengalaman traumatisnya sehingga membuat kondisi emosinya lebih stabil.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-nc4.footer##